Select Menu

Disciples Menulis

Opini

Artikel Tamu

Inspirasi

Perspektif

Nasihat

» » Pilpres untuk Kebangkitan Nasional

Oleh: Mokhamad Abdul Aziz
Tanggal 20 Mei lalu, Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Seluruh rakyat Indonesia, mulai dari para pemimpin, pegawai negeri sipil (PNS), para pemuda, pelajar, hingga kalangan veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia merayakan Harkitnas. Namun, seperti yang lazim terjadi, peringatan Harkitnas tahun ini juga lebih menonjol nuansa seremonialnya. Sebut saja, mereka yang melakukan upacara bendera, juga mereka yang datang ke Taman Makam Pahlawan untuk sekadar berziarah.
Lebih dari itu, seharusnya kita berupaya mengikuti dan meneladani spirit pantang menyerah dari para pejuang kemerdekaan yang telah membebaskan bangsa Indonesia dari kekangan penjajah. Semangat pantang menyerah itu belum bisa menurun kepada rakyat Indonesia, terutama para pemimpinnya. Padahal, pemimpin merupakan teladan bagi rakyat. Sehingga, saat ini sangat dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu menginspirasi bangsa, untuk menempatkan diri sejajar dengan bangsa lain.
Pilpres, Momen Kebangkitan
Lebih dari 69 tahun merdeka, Indonesia ternyata masih tertinggal dari negara-negara di kawasan Asia tenggara. Padahal, di masa lalu Indonesia pernah menjadi “macan” Asia Tenggara. Itulah yang harus kita kembalikan. Selama ini, keinginan membawa Indonesia bangkit dari keterpurukan, sepertinya hanya berhenti pada slogan dan pidato para pemimpin di negeri ini. Namun, pada praktiknya, mereka justru ikut memperparah kondisi bangsa ini, dengan bertindak yang tidak selayaknya. Sungguh ironis.
Selama ini, lemahnya kepemimpinan nasional ditengarai sebagai penyebab utama Indonesia belum bisa “berdiri sejajar” dalam konteks pergaulan internasional. Belum ada pemimpin yang mampu menginspirasi negeri ini, sehingga semangat kebangkitan Indonesia belum bergelora. Namun, harapan itu kembali memuncak seiring akan dilaksanakan pemilu presiden (pilpres) pada 9 Juli 2014 mendatang. Hanya ada dua pasangan capres-cawapres yang telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada pilpres kali ini. Ya, Jokowi-Jusuf Kalla akan bertarung “head to head”dengan Prabowo-Hatta.
Meskipun belum diumumkan secara resmi oleh KPU sebagai capres-cawapres, masing-masing dari mereka telah membentuk tim pemenangan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga ke pelosok desa. Tim pemenangan itu akan berusaha menarik simpati masyarakat agar memilih capres-cawapres yang mereka usung. Saat ini, para kandidat tengah “menjual” visi-misi kepada masyarakat, agar tertarik untuk memilih dirinya. Salah satu pasangan yang didukung oleh Koalisi Merah Putih, Prabowo-Hatta mengusung slogan “Indonesia Bangkit”. Slogan itu tentu sejalan dengan semangat kebangkitan nasional yang diperingati bangsa Indonesia beberapa waktu lalu.
Tidak mau kalah dengan slogan Prabowo-Hatta, pasangan Jokowi-JK juga mempunyai “Indonesia Hebat”, yang sejak awal digunakan oleh PDI Perjuangan. Kedua slogan itu sama-sama menginginkan kebangkitan dan kemajuan bangsa ini. Namun, harus dicatat bahwa, untuk kesekian kalinya, jangan sampai slogan itu hanya berlaku saat kampanye saja, dan hilang ketika mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2014-2019. Oleh sebab itu, rakyat harus bisa membaca, pasangan manakah yang tidak akan membohongi rakyat. Wallahu a’lam.
 Radar Surabaya, 07 Mei 2014

About Unknown

Penulis lepas, Direktur Eksekutif Monash Institute Semarang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply