Select Menu

Disciples Menulis

Opini

Artikel Tamu

Inspirasi

Perspektif

Nasihat

» » Membumikan Pendidikan Akhlak

Oleh: Cholifatul Inayah*
Akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Akhlak yang baik merupakan dorongan dan keimanan seseorang yang harus diaplikasikan dalam perilaku nyata setiap harinya. Pada saat ini, masalah yang sangat komplek bagi bangsa Indonesia adalah kurangnya pendidikan sopan santun, terutama kalangan anak-anak. Anak sering kali tidak menghormati orang tua. Apalagi ketika berada dibangku sekolah, guru sering dianggap sejajar dengan dirinya. Hal ini merupakan salah satu tanda bahwa pendidikan yang ada perlu ditinjau ulang. Selain itu, pendidikan di Indonesia juga dinilai tidak berhasil dalam membangun karakter bangsa.
Begitu pun sebaliknya, memiliki anak yang berperilaku sopan adalah dambaan setiap orang tua. Orang tua akan merasa malu jika mendapati anak yang memiliki akhlak tidak terpuji.Selain itu, pastilah orang akan menilai negatif kepada orang tuanya, karena tidak dapat mendidik anak dengan baik. Meski rusaknya akhlak anak tidak hanya disebabkan orang tua saja, malainkan karena pengaruh dari luar. Akan tetapi, penilaian orang akan tertuju pada keluarga, orang tua khususnya. Mengingat pentingnya sikap sopan santun, maka sudah seharusnya pendidikan akhlak lebih ditekankan.
Apalagi di abad modern ini, sopan santun menjadisesuatu yang mahalharganya. Sebab, semakin lama sikap sopan santun terutama pada anak semakin berkurang. Walaupun di sekolah pelajaran tentang sopan santun sudah terintegrasi dalam mata pelajaran. Namun, kenyataanya nilai-nilai yang diajarkan sama sekali tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengantisipasi buruknya akhlak seseorang, maka dipandang perlu untuk memperkuat kembali pendidikan yang mengajarkan prilaku sopan santun ini. Di sini, orang tua menjadi sektor paling utama dalam pembentukan etika pada anak. Sebab, keluarga merupakan Madrasatu al-Ula dalam dunia pendidikan. Pola pendidikan dalam keluarga yang baik akan membawa pengaruh kepada anak, agar bisa tumbuh menjadi anak yang baik. Lingkungan keluarga merupakan cikal bakal dari pendidikan etika dalam pembentukan karakter anak. Selain itu, orang tua juga dituntut untuk mengajarkan nilai-nilai sopan santun yangharus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Hal tersebutmerupakan langkah awal untuk membentuk suatu generasi yang sadar  diri terhadap tata krama dan sopan santun.
Menumbuhkan Budaya Sopan Santun
Memaksakan diri menjadi manusia modern dengan berkiblat ke barat merupakan suatu kekeliruan besar. Apalagi melihat budaya barat yang semakin hari semakin tidak mencerminkan sikap kesopanan. Memang tidak semua budaya barat negatif, akan tetapi jika diamati maka yang lebih besar adalah budaya yang kurang baik. Rusaknya budaya sopan santun semakin diperparah karena tidak adanya pengajaran sejak dini, baik dari orang tua maupun lingkungan sekitar. Hal inilah yang menyebabkan rusaknya budaya sopan santun di Indonesia.
Melihat situasi yang semakin buruk ini, tentu akan mengundang banyak pertanyaan. Terutama mengenai langkah yang harus diambil untuk menumbuhkan kembali budaya sopan santun yang sudah hampir hilang itu. Untuk menjawab keraguan tersebut, maka langkah yang bisa dilakukan adalah melalui pendidikan akhlak (pendidikan sopan-santun). Pendidikan ini bisa dimulai dari lingkungan keluarga, yaitu membentuk anak untuk memiliki karakter sesuai dengan jiwanya. Sebagai orang tua, kita hanya dapat mengarahkan karakter tersebut untuk tumbuh dengan sendirinya dan jalan yang sesuai. Pendidikan karakter tersebut yaitu dengan mengenalkan anak pada agama. Sebab, agama menjadi pondasi dasar untuk menjadikan pribadi yang berakhlakul karimah. Selain itu, mereka harus diperkenalkan pada bahasa yang baik, karena bahasa adalah ungkapan yang akan pertama kali diterima si anak dalam memahami lingkungan sekitar. Baik bahasa secara verbal maupun non verbal. Sebab, bahasa verbal adalah bahasa utama yang nantinya akan dijadikan sebuah perantara komunikasi.
Kemudian, orang tua juga diperkenankan untuk mengenalkan anak tentang tata cara berkomunikasi, berperilaku baik serta memberi tahu dan mengingatkan anak mengenai hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Hal-hal tersebut menjadi perlu untuk dilakukan, karena di situlah kunci dari pendidikan karakter. Apabila orang tua mampu mengajarkan hal-hal di atas pada anak, maka akhlak terpuji akan ada pada diri anak. Karakter yang baik, akan menghasilkan manusia yang baik. Untuk menumbuhkan karakter itu, maka diperlukan sesering mungkin bersosialisasi dan berkomunikasi dengan anak.
Pembentukan karakter anak yang sopan bisa dimulai sejak dini, yaitu sejak anak mulai berkembang dan menyesuaikan diri di lingkungannya orang yang lebih tua dan bagaimana bersikap terhadap mereka. Kita dapat membandingkan orang yang tidak memiliki sopan santun dengan orang yang memiliki sopan santun. Semua dapat dilihat dari dasar pendidikan yang di dapat dari lingkungan keluarga. Orang tua yang memiliki pendidikan tinggi tidak selamanya dapat membentuk anak yang memiliki tingkat sopan santun yang baik. Bahkan sebaliknya anak yang memiliki tingkat kesopanan tinggi bisa saja terlahir dari keluarga yang tidak berpendidikan secara formal.
Oleh sebab itu, sudah sepantasnya jika orang yang berpendidikan formal tinggi melengkapi nilai-nilai pendidikan dengan nilai sopan santun. Hal ini pulalah yang mendukung kenapa banyak orang berpendidikan tinggi, namun tidak bisa menghargai orang lain yang dalam kesusahan. Selain itu, perlu juga membekali mereka dengan pengetauhan dan tidak pernah bosan memberikan nasihat agar ia bersikap sopan kepada siapapun. Jika sifat sopan dan santunya terbentuk sejak kecil, sikap ini akan terbawa sampai ia dewasa dan dampakya bukan saja diirasakan oleh orang lain. Akan tetapi, akan dirasakan oleh dirinya sendiri.

*Ketua Bidang Demokrasi Keumatan, reporter MISSI UIN walisongo, Mahasiswa Jurusan KPI di Fakultas Dakwah UIN Walisongo Semarang.
Sumber: Jateng Pos, 26 Februari 2015

About Unknown

Penulis lepas, Direktur Eksekutif Monash Institute Semarang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply